Rumah memiliki fungsi yang sangat besar bagi individu dan keluarga tidak saja mencakup aspek fisik, tetapi juga mental dan sosial. Untuk menunjang fungsi rumah sebagai tempat tinggal yang baik maka harus dipenuhi syarat fisik yaitu aman sebagai tempat berlindung, secara mental memenuhi rasa kenyamanan dan secara sosial dapat menjaga privasi setiap anggota keluarga, menjadi media bagi pelaksanaan bimbingan serta pendidikan keluarga. Dengan terpenuhinya salah satu kebutuhan dasar berupa rumah yang layak huni, diharapkan tercapai ketahanan keluarga.
Pada kenyataannya, untuk mewujudkan rumah yang memenuhi persyaratan tersebut bukanlah hal yang mudah. Ketidakberdayaan mereka memenuhi kebutuhan rumah yang layak huni berbanding lurus dengan pendapatan dan pengetahuan tentang fungsi rumah itu sendiri. Pemberdayaan fakir miskin juga mencakup upaya Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Demikian juga persoalan sarana prasarana lingkungan yang kurang memadai dapat menghambat tercapainya kesejahteraan suatu komunitas. Lingkungan yang kumuh atau sarana prasarana lingkungan yang minim dapat menyebabkan masalah sosial dan kesehatan.
Permasalahan Rumah Tidak Layak Huni yang dihuni atau dimiliki oleh kelompok fakir miskin memiliki multidimensional. Oleh sebab itu, kepedulian untuk menangani masalah tersebut diharapkan terus ditingkatkan dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat (stakeholder) baik pemerintah pusat maupun daerah, dunia usaha, masyarakat, LSM dan elemen lainnya. Untuk memperbaiki RTLH tersebut, Direktorat Pemberdayaan Fakir Miskin mengalokasikan kegiatan Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).
Masalah rumah tidak layak huni juga menjadi masalah yang serius di Pegiringan, namun dengan adanya program bantuan RTLH secara bertahap permasalahan tersebut mulai teratasi. Desa Pegiringan tahun 2017 mendapatkan Program RTLH untuk tahap pengajuan kedua Desa Pegiringan mendapatkan bantuan RTLH sebanyak 17 unit rumah dengan nominal bantuan per rumahnya 10 juta rupiah yang tersebar di 5 RW. Ibu Dumo warga RT. 07 RW. 03 adalah salah satu yang mendapatkan program RTLH tahap yang pertama. Ibu dumo sehari-hari bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan tidak pasti. Kondisi rumah bu dumo tidak seperti kondisi rumah warga lainnya, salah satu yang dikeluhkan bu dumo adalah atap rumah bocor jika hujan, tembok dari bambu/lempeng yang sudah usang menambah kesedihan jikalau musim penghujan. Bu Dumo bersyukur mendapatkan program RTLH, rumahnya akan segera direhab dengan bantuan RTLH. (AdminDesa)