Bade Tekuwi Wujud Kearifan Budaya Lokal Pegiringan

whatsapp-image-2016-12-07-at-11-26-24Peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW atau Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah, dirayakan dengan berbagai cara di Pegiringan. Ragam perayaan itu berakar dari kebiasaan dan adat istiadat para leluhur di Pegiringan.

Yang umum dilakukan adalah dengan mengadakan pembacaan maulid di masjid-masjid dan mushola-mushola. Perayaan ini hampir semuanya memiliki sejarah panjang dan berhubungan erat dengan tradisi yang sudah hidup berabad-abad silam. Tak heran kalau saat ini, tradisi tersebut tetap lestari di Pegiringan.

Salah satu rangkaian peringatan Maulid Nabi di Pegiringan adalah, adanya acara saling berbagi buah, warga Pegiringan menyebutnya “Bade Tekuwi”/ “lebaran buah”. Bada tekuwi dilaksanaan pada hari kedelapan pada bulan Maulid, perbedaan Bade Tekuwi dengan peringatan-peringatan lainnya adalah dimana semua warga masyarakat saling berbagi makanan berupa buah-buahan. Kegiatan ini sudah turun temurun sejak dulu di Desa Pegiringan.

Bade Tekuwi merupakan wujud kearifan budaya lokal yang tidak ditemui di desa lain. Bagi masyarakat Pegiringan, bade tekuwi memiliki makna yang dalam, dimana Maulid sebagai bulan suci, memberikan pelajaran masyarakat untuk berbagi kebahagiaan dengan sesama. Hal ini sebagai wujud syukur atas segala Nikmat dan meneladani kisah Nabi Muhammad SAW, sebagai sosok pemimpin umat yang penuh dengan kasih sayang.  Kegiatan peringatan Maulid ditutup dengan syukuran tumpeng pada mala tanggal 12 di mushola-mushola dan masjid-masjid

whatsapp-image-2016-12-07-at-11-26-25Semoga dengan Bade Tekuwi, kekompakan dan hubungan sesama masyarakat akan semakin terjaga, sehingga masyarakat Pegiringan benar-benar mampu meneladani keteladanan Nabi Agung Muhammad SAW, sebagai pemimpin yang selalu di puji setiap saat dan kita semua tetap bisa melestarikan kearifan budaya lokal desa Pegiringan. Salam membangun. (Sahiri)

 

Author: AdminDesa
Pegiringan adalah desa di kecamatan Bantarbolang, Pemalang, Jawa Tengah, Indonesia. Pegiringan salah satu desa di kecamatan Bantarbolang yang mempunyai bahasa yang khas di banding daerah lain di Pemalang, yaitu pengucapan vokal akhir (a) dibaca dengan (e) seperti pada kata belah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *